Algoritma Google adalah sistem kompleks yang dibuat Google untuk menemukan dan menampilkan hasil pencarian yang paling relevan dengan kata kunci yang dimasukkan pengguna.
Google sendiri melakukan beberapa kali perubahan pada algoritma miliknya. Beberapa perubahan kecil biasanya tidak terlihat, tetapi untuk perubahan besar akan lebih mudah diketahui pengguna. Lantas, bagaimana cara kerja dari algoritma search engine ini? Berikut penjelasan selengkapnya.
Daftar Isi
Apa Itu Algoritma Google?
Algoritma Google bisa dipahami sebagai sistem ranking yang dibuat oleh Google untuk menampilkan hasil pencarian yang paling sesuai dengan apa yang dicari pengguna. Ketika pengguna memasukkan kata kunci tertentu, maka algoritma search engine ini yang akan bekerja untuk menampilkan hasil pencarian yang paling relevan.
Dengan kata lain, hasil pencarian yang muncul di halaman Google merupakan hasil kerja dari algoritma search engine. Website harus mematuhi aturan algoritma ini jika ingin mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari Google.
Algoritma yang digunakan Google terus mengalami perubahan dan pembaruan dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, penting untuk selalu update dengan algoritma terbaru Google. Terutama bagi mereka yang bekerja sebagai SEO specialist, content writer, social media manager, dan juga blogger.
Algoritma Google terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan para pengguna.
Algoritma Google memiliki peran penting untuk hasil pencarian dari search engine dengan proses crawling, indexing, dan retrieval and ranking.
- Crawling
Google menjalankan crawler yaitu program yang menjalankan konten sekaligus mengindeks konten tersebut secara bersamaan. Crawler Google atau yang disebut Google Spider akan mengumpulkan data dari berbagai halaman dalam waktu yang sangat singkat.
Program ini dapat membaca ribuan halaman setiap detiknya. Mengumpulkan berbagai data website seperti judul, internal link, keyword, dan lain-lain. Proses ini menjadi tahapan awal dari search engine Google.
Crawler akan mengunjungi halaman atau website kembali untuk mengecek ada perubahan atau tidak pada situs web tersebut. Beberapa halaman akan ditandai dengan “nonindex” yang akan menginstruksikan agar bot Google tidak lagi mengindex website tersebut.
Pemberian tanda ini juga bertujuan untuk menghindari konten ganda atau duplicate content. Oleh sebab itu, dalam menjalankan SEO website tidak boleh membuat konten yang sama dengan konten yang sudah ada.
- Indexing
Algoritma Google juga berperan dalam kerja search engine berikutnya yaitu indexing. Data yang telah di-crawl sebelumnya akan tersimpan di database untuk selanjutnya diidentifikasi. Google akan memberikan catatan atau indexing pada semua halaman atau data yang ada di database.
- Retrieval dan Ranking
Selanjutnya adalah proses retrieval yaitu saat mesin pencari memproses pertanyaan yang diketikkan atau dimasukkan di bagian pencarian oleh pengguna. Mesin pencari akan menampilkan halaman yang paling sesuai dengan pencarian yang dilakukan pengguna.
Tentunya algoritma Google memiliki sistem kompleks dengan metode tersendiri dalam merangking website mana saja yang dianggap relevan untuk ditampilkan sesuai permintaan. Dengan sistem yang bekerja cepat, pengguna akan mendapatkan hasil pencarian dalam beberapa detik.
Bagaimana Algoritma Google Bekerja?
Algoritma search engine bekerja dengan mengkategorikan informasi berdasarkan beberapa faktor. Berikut ini faktor-faktor penentu pencarian di Google.
- Search Intent Query
Untuk memberikan hasil pencarian yang relevan, Google menganalisis query yang ada di kolom pencarian. Search engine ini memiliki sistem yang dapat membaca setiap kata yang dicari atau ditelusuri oleh pengguna. Termasuk memahami sinonim dari kata yang ingin ditelusuri.
Algoritma Google juga dapat membaca penelusuran dalam berbagai bahasa, bahkan saat terjadi kesalahan eja. Jadi, penting untuk memahami search intent dari target pengguna khususnya saat melakukan riset keyword di dalam SEO.
- Relevansi dari sebuah webpage
Setelah memahami intensi dari sebuah query, Google akan mulai mencari halaman yang cocok dengan query tersebut. Kemudian, algoritma search engine melakukan analisis frekuensi dan lokasi keyword yang ada pada judul (header) dan isi teks di halaman web.
Selain itu, Google juga memiliki data interaksi yang akan diubah menjadi sinyal yang membantu sistem machine learning dalam memperkirakan relevansinya. Misalnya saat pengguna memasukkan kata kunci “Ronaldo”, search engine akan mulai menampilkan informasi terkait gambar, video, maupun berita Ronaldo.
- Kualitas konten
Dengan ribuan atau bahkan jutaan halaman di internet, informasi yang relevan kemungkinan ada di banyak website. Oleh sebab itu, algoritma Google akan mengevaluasi isi halaman atau kualitas dari konten website terkait.
Kualitas konten ditentukan berdasarkan beberapa hal seperti kuantitas kata kunci, keterkinian konten, jumlah kata dalam satu halaman, backlink dan lain-lain. Misalnya, saat ada situs web terkenal dengan isi konten yang sama dan menautkan suatu halaman web, maka situs web yang ditautkan tersebut dinilai berkualitas.
Algoritma search engine ini juga dapat mengidentifikasi konten yang mengandung spam dan kemudian menghapusnya. Apabila ada konten atau website yang melanggar ketentuan webmaster Google, maka Google akan menghapus situs tersebut.
- Usability webpages
Sebelum menampilkan hasil pencarian, algoritma Google akan terlebih dulu mengevaluasi semua informasi yang tersedia. Mulai dari kuantitas hasil penelusuran, relevansi topik, serta luas sempitnya informasi pada halaman website.
Algoritma search engine Google juga berperan untuk menganalisis kecepatan website yang diakses, mengidentifikasi tampilan website yang mobile friendly, dan mengecek tampilan website jika dibuka di browser lain.
- Pengaturan dan konteks
Faktor lain yang mempengaruhi hasil pencarian adalah riwayat penelusuran, lokasi, dan pengaturan penelusuran. Misalnya saat pengguna yang berada di Jakarta memasukkan kata kunci “rumah makan”, maka informasi yang akan ditampilkan adalah berbagai rumah makan yang ada di Jakarta.
- Backlinks
Backlinks adalah faktor penting bagi Google untuk menentukan website mana yang authority sehingga mendapat posisi yang baik di hasil pencarian.
Gary dari pihak Google menyampaikan jika E-A-T adalah sebagian besar berdasarkan links dan mention di website yang authority.
I asked Gary about E-A-T. He said it’s largely based on links and mentions on authoritative sites. i.e. if the Washington post mentions you, that’s good.
He recommended reading the sections in the QRG on E-A-T as it outlines things well.@methode #Pubcon
— Marie Haynes (@Marie_Haynes) February 21, 2018
Sejarah Update Algoritma Google
Di awal-awal berdirinya mesin pencari ini hanya dilakukan sedikit pengaturan algoritma. Sebagian besar berupa pembaruan yang sangat kecil sehingga tidak diperhatikan atau sering diabaikan oleh pengguna.
Seiring perkembangan teknologi dan semakin banyaknya pengguna internet, Google lebih sering melakukan pembaruan algoritma untuk meningkatkan kinerja search engine mereka. Dalam setahun saja pembaruan algoritma Google dilakukan ratusan bahkan ribuan kali.
Algoritma mereka yang terbaru sudah sangat kompleks dan pembaruan terbesar dilakukan dalam 5 tahun terakhir. Untuk bisa jelaskan algoritma apa saja yang digunakan oleh Google untuk memberikan hasil pencarian yang relevan, simak sejarah dari beberapa pembaruan algoritma search engine Google berikut.
Google Core Update
Google Core Algorithm Update adalah update yang dilakukan oleh Google setiap beberapa bulan sekali. Posisi ranking website-website yang ada di Google akan berubah lebih signifikan saat terjadi Core Update.
Biasanya Core Update akan berlangsung selama 2 mingguan sampai posisi ranking lebih stabil kembali.
Jadi saat Google umumkan terjadi Core Update, maka sambil kita bisa lihat perkembangan rankingnya selama 2 minggu kedepan, bisa kita jadikan sebagai reminder untuk audit kembali website kita.
Apa yang terjadi saat Google Core Update?
Berikut adalah dikutip dari laman resmi Google.
Jadi, dari laman resmi Google, disampaikan bahwa Core Update yaitu terjadi perubahan secara “broad (luas)” yang berarti meliputi banyak aspek.
Misalnya, dalam sebuah Core Update, Google tidak hanya melakukan update tentang “Link Quality”, melainkan puluhan hingga ratusan perubahan-perubahan kecil sekaligus yang di release dalam satu waktu di dalam Core Update.
Oleh karena itu, akan lebih “challenging” untuk tahu website Anda terkena dampak negatif dari Core Update dari sisi ranking factor apa.
Namun tidak perlu khawatir, akan ada solusi nya juga.
Kami sudah membahas lengkap terkait apa itu Google Core Update dan Case Study recovery dari Google Core Update.
Google Helpful Content Update
Dengan meningkatnya jumlah situs web yang ada di seluruh dunia, menjadi lebih sulit untuk mendapatkan peringkat di halaman 1 Google. Banyak yang menyebutkan bahwa algoritma search engine ini mengutamakan peningkatan pada konten-konten yang berkualitas tinggi.
Jadi, untuk mendapatkan peringkat di halaman 1 Google harus lebih fokus pada pembuatan konten yang informatif, solutif, dan relevan. Pembaruan algoritma Google ini memprioritaskan situs web yang memberikan user experience yang lebih baik dari sebelumnya.
Meningkatkan pengalaman pengguna dalam mencari informasi melalui mesin pencari Google. Situs web yang dapat memberikan informasi relevan dan user experience yang positif yang dapat tampil di halaman pertama Google.
Sebaliknya, situs web dengan konten yang berkualitas rendah dan hanya fokus meningkatkan SEO bisa terkena dampak perubahan algoritma seperti visibilitas situs web di mesin pencari yang menurun.
Oleh sebab itu, hindari membuat konten yang hanya untuk SEO tanpa memperhatikan informasi yang relevan di dalamnya. Apalagi sampai menggunakan teknik blackhat yang sangat tidak disukai oleh Google.
Pengaruh adanya algoritma ini bisa berbeda-beda pada setiap website. Apabila ingin memeriksanya, bisa menggunakan beberapa tool seperti Google Search Console dan Google Analytics. Jika traffic website mengalami perubahan, kemungkinan website ikut terdampak oleh algoritma ini.
Google Page Experience (Core Web Vitals)
Di tahun 2021, algoritma Google bekerja untuk mengindex website dengan page experience yang paling baik yang dinamakan Core Web Vitals. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi page experience, antara lain.
- Page Loading Speed
Kecepatan akses konten menjadi salah satu yang penting dalam page experience suatu website. Semakin cepat halaman website bisa dimuat, maka semakin berkualitas website tersebut dalam memberikan user experience. Kecepatan web yang kurang dari 3 detik adalah kecepatan ideal untuk meningkatkan performa website.
- Mobile Friendly
Faktor lainnya adalah kemampuan website untuk bisa diakses di perangkat mobil atau konsepnya disebut mobile friendly. Website yang ramah seluler ini akan dinilai bagus oleh algoritma Google sehingga lebih berpeluang untuk mendapatkan rangking yang lebih baik.
Google memang mengutamakan website yang mobile friendly sebab 50% lebih pengguna internet mengakses search engine ini melalui smartphone.
- Menu Navigasi Website
Tampilan menu navigasi yang terdapat dalam sebuah website juga menentukan nilai user experience. Dengan menu yang ditempatkan dengan baik tentu akan lebih memudahkan pengunjung memahami isi website.
Selain itu, ukuran dan jarak antar kalimat juga harus diperhatikan agar tampilan halaman lebih enak untuk dilihat. Dengan tampilan yang enak dibaca dan navigasi yang mudah dapat meningkatkan kepuasan pengunjung yang juga berpengaruh pada rasio bounce rate.
- Penggunaan HTTPS
Website dengan https akan lebih diprioritaskan oleh algoritma Google dibandingkan website yang masih http. Dengan menerapkan https, maka data-data pengguna yang bersifat pribadi akan terenkripsi secara aman. Misalnya data password akun media sosial, password internet banking dan lain-lain yang akan lebih terkendali.
- Iklan Pop UP
Iklan pop up atau iklan yang muncul dan menutupi konten website sebaiknya dihindari. Situs dengan banyak iklan seperti ini akan mengganggu kenyamanan pengunjung saat membaca konten atau isi website.
Google BERT
Pada tahun 2020, Google merilis pembaruan algoritma mereka. Salah satunya adalah BERT algorithm yang cukup berpengaruh pada hasil pencarian search engine.
BERT sebenarnya singkatan dari Bidirectional Encoder Representation from Transformers. Salah satu algoritma search engine yang bekerja dengan meningkatkan hasil penelusuran berdasarkan machine learning.
Dengan algoritma ini, Google dapat lebih memahami bahasa yang dimasukkan oleh pengguna. Ada beberapa poin yang cukup penting terkait algoritma Google yang satu ini.
- Pemahaman Konteks Bahasa
BERT didesain untuk memahami bahasa secara komprehensif dan menggabungkan informasi dari dua arah untuk menampilkan hasil pencarian yang lebih baik.
- Pre-training dan Fine-tuning
Model BERT bekerja melalui tahap pre-training dengan dilatih pada sejumlah teks yang tidak terawasi di website. Kemudian, BERT disesuaikan (fine-tuning) dengan dataset kecil terkait tugas tertentu.
- Pemrosesan bahasa alami yang lebih baik
BERT diluncurkan dengan perbaikan dalam pemrosesan bahasa alami, termasuk Bahasa Afrika, Catalan, Gujarati, Italia, Indonesia, Jawa, Lao, Malayam, dan lain sebagainya. Hal ini berpengaruh pada hasil pencarian Google yang lebih baik dalam menampilkan informasi yang lebih relevan.
Selain BERT, ada juga EAT atau Expertise, Authoritativeness and Trustworthiness yaitu konteks algoritma Google yang menjadi standar kualitas situs web. Google akan mengevaluasi web berdasarkan faktor EAT ini dalam menghadirkan konten yang relevan dan juga dapat dipercaya.
Selain informasi dari dalam situs web, Google juga akan mengevaluasi sumber eksternal yang terkait situs web tersebut. Misalnya informasi mengenai ulasan pengguna, referensi atau kutipan dari sumber terpercaya, dan penilaian dari ahli terkait informasi yang ada di dalam website.
E-A-T ini sebenarnya merupakan konsep dan bukan faktor peringkat di search engine Google. Sistem ini dibangun pada 2015.
Kemudian, Google juga menerapkan standar YMYL atau Your Money or Your Life pada algoritma mereka untuk konten-konten yang dianggap memiliki pengaruh langsung terhadap kehidupan pengguna. Algoritma Google ini memprioritaskan konten seperti kesehatan, keuangan, dan kehidupan pribadi.
Algoritma ini membuat konten YMYL diperlakukan dengan standar lebih tinggi untuk melindungi privasi pengguna, informasi pribadi, dan risiko finansial.
Google Fred
Pembaruan algoritma di tahun 2017 ini dikenal sebagai Fred Algorithm. Sebuah algoritma search engine yang bertujuan untuk mengatasi situs-situs yang melanggar Webmaster Google. Algoritma ini menyoroti konten-konten yang berkualitas tinggi seperti konten yang informatif, bermanfaat bagi pengguna, dan orisinal.
Google juga memberikan perhatian khusus terhadap situs yang melanggar pedoman kualitas. Algoritma Google dapat membaca konten-konten yang menggunakan teknik manipulatif, misalnya tautan yang meragukan dan konten yang tidak relevan atau menyesatkan.
Algoritma ini menunjukkan komitmen Google sebagai search engine dalam memberikan hasil pencarian yang berkualitas serta meningkatkan pengalaman pengguna. Fred Algorithm dari Google ini disebut-sebut memiliki sifat dinamis atau terus-menerus mengalami pembaruan untuk memastikan situs web memenuhi standar kualitas Google.
Google Possum
Di akhir tahun 2016 diluncurkan algoritma Google terbaru yang disebut sebagai Possum Algorithm. Perilisan algoritma ini membuat mesin pencari semakin berkembang dan dinamis. Fokus utamanya adalah mengoptimalkan pencarian lokal berdasarkan lokasi fisik yang diketik dalam kolom pencarian.
Dengan algoritma Google yang satu ini, Google meningkatkan filterisasi lokal yang memungkinkan mesin pencari dapat bekerja lebih baik dalam menyaring hasil pencarian lokal. Situs web yang berada di lokasi dengan pencarian atau lokasinya terkait dengan pencarian yang akan diprioritaskan oleh Google.
Jadi, algoritma ini memungkinkan bagi situs web lokal yang lebih relevan yang akan mendapatkan peringkat atas dalam hasil pencarian lokal. Perlu menjadi catatan bahwa hasil pencarian lokal juga tidak hanya berdasarkan algoritma possum tetapi juga faktor-faktor lain.
Google RankBrain
Salah satu pembaruan algoritma Google yang cukup terkenal adalah RankBrain yang diperkenalkan pada 2015. Algoritma ini merupakan pembaruan yang hadir sebagai bagian dari sistem AI (artificial intelligent) atau teknologi kecerdasan buatan.
Google dapat memahami dan memproses permintaan pengguna, bahkan untuk permintaan yang kompleks dan tidak jelas. Kehadiran algoritma ini membuat Google dapat memahami setiap konten dalam website untuk memberikan hasil yang paling relevan.
Google Medic
Ada juga Google Media yaitu algoritma Google yang berfokus pada website-website yang memuat konten kesehatan. Google akan memperlakukan standar lebih tinggi untuk website kesehatan agar informatif dan tidak sampai salam dalam menyampaikan informasi tentang kesehatan kepada pengguna.
Sebelum ada algoritma ini, pengguna tidak bisa memfilter mana website kesehatan yang menyediakan informasi yang valid dan mana yang informasinya abal-abal. Kehadiran Google Medic membuat pengguna menjadi lebih terlindungi terutama saat mencari informasi seputar kesehatan.
Dengan algoritma ini tentu orang awam bisa mendapatkan informasi yang lebih valid dan tidak menyesatkan. Terlebih saat dunia sedang dilanda pandemi covid-19, pencarian tentang kesehatan meningkat sehingga Google memperbarui algoritma mereka untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Google Mobile First Index
Google memperkenalkan algoritma mobile ini pada tahun 2015. Algoritma yang dikenal sebagai Mobilegeddon atau Mobile Friendly Update untuk meningkatkan pengguna smartphone dalam mengakses situs web.
Algoritma ini dapat mengindeks website terutama yang responsif dan mobile friendly untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik. Pada situs web yang tidak didesain mobile friendly cenderung menurun peringkatnya dalam hasil pencarian mobile.
Dengan adanya algoritma Google Mobile dapat meningkatkan pengalaman pengguna terkait navigasi situs web saat diakses di perangkat mobile. Algoritma ini juga yang menjadi bagian penting dalam strategi SEO karena memang pengguna perangkat mobil yang cukup tinggi.
Google Pigeon
Kemudian, di tahun 2014 ada pembaruan algoritma yang dikenal dengan sebutan Google Pigeon atau Pigeon Algorithm. Google memprioritaskan website bisnis lokal agar lebih mudah ditemukan. Dengan hadirnya algoritma ini, pengguna akan mendapatkan hasil pencarian lokal yang lebih relevan dan akurat.
Misalnya pengguna memasukkan keyword “minimarket”, maka hasil pencarian yang ditampilkan berupa entri yang berasal dari data Google Maps. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pencarian termasuk jarak geografis, reputasi situs web lokal, dan keberadaan informasi bisnis di direktori lokal yang konsisten.
Hadirnya algoritma Google Pigeon memberikan penilaian kualitas untuk optimasi SEO on Page dan SEO Off Page. Jika website tidak dioptimasi, maka website bisa mengalami penurunan ranking Google.
Google Hummingbird
Google Hummingbird adalah pembaruan algoritma sekaligus pembaruan inti dari search engine Google. Algoritma ini menjadi penyempurna dari algoritma-algoritma sebelumnya, seperti Penguin dan Panda. Diperkenalkan pertama kali pada bulan Agustus 2013, algoritma pencarian Google Hummingbird membantu menentukan konten yang relevan dengan penelusuran yang diketik pengguna.
Bahkan untuk pencarian atau pertanyaan yang lebih panjang dan kompleks, algoritma dapat memahami konteks penelusuran tersebut dengan lebih baik karena sudah menggunakan bantuan AI. Konten yang relevan dan informatif yang akan diutamakan oleh Google dengan algoritma ini.
Google Pirate
Algoritma Google dengan nama yang unik ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2012. Google Pirates adalah algoritma yang bekerja untuk menangani website yang berisi konten-konten bajakan. Adanya algoritma ini dapat menurunkan peringkat situs web yang terdeteksi melanggar hak cipta atau menyediakan konten ilegal.
Google berusaha mengurangi visibilitas berbagai konten bajakan. Salah satu caranya dengan fasilitas DMCA (Digital Millennium Copyright Act). Pelanggaran hak cipta yang dilaporkan melalui DMCA ini akan ditindak oleh Google.
Konten yang melanggar ini tidak akan muncul atau mendominasi di hasil pencarian. Beberapa situs web yang terpengaruh algoritma Google Pirate antara lain web download musik, download film, download software, dan web yang menyediakan download buku bajakan.
Google juga akan menghapus situs yang dianggap melanggar hak cipta dan membandel dari ketentuan Google Ads. Apabila website terindikasi lebih banyak konten yang tidak sesuai ini, maka situs akan dihapus dari search engine Google.
Google Penguin
Selanjutnya adalah Penguin Algorithm yang diperkenalkan pada tahun 2012. Pembaruan ini memberikan banyak perubahan signifikan dalam sistem search engine Google. Menjadi pukulan bagi para pelaku SEO blackhat atau website-website yang menggunakan teknik manipulatif.
Google dapat mengidentifikasi situs yang tidak sesuai ketentuan Webmaster, terutama berkaitan penggunaan tautan atau link. Algoritma Google menargetkan situs web yang menggunakan spam link maupun website yang melakukan over optimasi dan anchor text tidak sesuai.
Website yang berkualitas rendah ini akan ditenggelamkan sehingga tidak muncul di hasil pencarian. Algoritma Penguin menguntungkan bagi website-website yang menggunakan tautan berkualitas tinggi. Jika ingin mengamankan website dari jurang yang dalam, maka ikuti panduan yang ada di Webmaster Google.
Google Venice
Dengan bertambahnya pengguna search engine, Google melakukan pembaruan pada algoritma mereka dengan menghadirkan Google Venice. Sebuah algoritma Google yang bekerja untuk menyesuaikan hasil pencarian berdasarkan lokasi pengunjung.
Algoritma ini bekerja melibatkan alamat IP pengguna untuk menampilkan penelusuran yang sesuai lokasi dari pengunjung. Contohnya saat pengguna yang ada di Bali mengetikan kata kunci “laut”, maka hasil pencarian yang muncul adalah laut yang ada di Indonesia bukan laut di Hawaii, Jepang atau negara lainnya.
Namun, algoritma Google ini tidak begitu familiar di kalangan blogger maupun webmaster. Pasalnya, Google Venice diperkenalkan hampir bersamaan dengan hadirnya algoritma Penguin.
Google Panda
Pada tahun 2011, Google memperbarui algoritma mereka dengan merilis Google Panda. Apa itu algoritma Google Panda? Algoritma ini merupakan sistem search engine yang dapat memantau dan memfilter konten-konten yang berkualitas rendah.
Google Panda akan mengidentifikasi situs web yang menggunakan spamming user, keyword stuffing, spam link, dan lain sebagainya. Dampak hadirnya algoritma ini membuat para pemilik blog mulai memperhatikan kualitas dari konten yang dibuat.
Apabila tidak dioptimasi dengan kualitas konten yang baik, siap-siap saja rangking website mengalami penurunan atau bahkan tidak masuk di hasil pencarian.
Mengapa Algoritma Google Selalu Mengalami Perubahan Update?
Google memang melakukan pembaruan terhadap algoritma mereka secara berkala. Blogger maupun pengelola website harus mempelajari algoritma Google dan update mereka jika ingin situs webnya masuk ke rangking teratas di hasil pencarian Google.
Tentunya bukan tanpa alasan Google melakukan perubahan update pada algoritma yang mereka gunakan. Ada beberapa tujuan dari pembaruan algoritma ini. Berikut penjelasan selengkapnya.
- Pembaruan algoritma agar tetap relevan sesuai tren masa kini
Pembaruan algoritma diperkenalkan Google untuk menjadi perhatian bagi para pemilik website. Beberapa update algoritma dari search engine ini akan berpengaruh terhadap rangking website yang ada di SERP.
Pada akhirnya para webmaster atau blogger mau tidak mau harus selalu mengikuti update terbaru dari algoritma Google. Dengan mengikuti update mereka, pemilik website dapat menentukan strategi apa yang harus dilakukan agar situs web dapat menempati posisi teratas di SERP.
Selain itu, blogger dan webmaster juga dapat mengetahui konten apa saja yang perlu dihindari agar tidak menyalahi ketentuan Google. Jika malas untuk optimasi dengan update algoritma terbaru Google, visibilitas website akan mengalami penurunan.
Perlu diketahui juga bahwa update pembaruan algoritma dapat terjadi kapan saja secara tidak pasti. Google bisa saja menjalankan algoritma baru dengan pembaruan setiap minggu, bulan atau bahkan setiap hari.
Buat konten yang up-to-date sehingga pengguna juga bisa mendapatkan informasi yang relevan dari situs web. Algoritma Google menyukai situs web yang selalu disiram dengan informasi terbaru dan sesuai masa kini.
- Konten yang unik dan berkualitas
Tujuan dari pembaruan algoritma Google lainnya adalah memastikan konten yang ada di internet benar-benar konten yang relevan dan sesuai. Website yang ingin terindex dan mendapatkan rangking atas di Google, harus memperhatikan kualitas konten yang dihadirkan.
Ini juga menjadi bagian dari SEO yang harus diperhatikan oleh pemilik atau pengelola website. Penting untuk dapat menghadirkan konten yang sesuai kaidah di SEO dan tidak melanggar ketentuan Webmaster Google.
Konten yang berkualitas adalah hal yang utama untuk situs web. Berkualitas artinya konten menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelusuran yang diincar oleh pengguna. Situs web yang mengutamakan hal ini akan lebih mudah dibaca search engine.
Algoritma Google juga akan memberikan prioritas untuk website dengan konten yang sesuai. Ranking situs web akan meningkat sehingga traffic juga ikut bertambah.
Tips bagi pemilik atau pengelola situs web jika ingin visibilitas web meningkat, sebaiknya mulai evaluasi dan mengganti konten-konten yang kurang baik. Ganti konten yang dirasa tidak memberi manfaat atau isinya terlalu singkat untuk dibaca pengguna.
Jangan hanya mengejar posisi di SERP tanpa memperhatikan kualitas konten. Buat konten yang baik dan informatif agar Google memasukkan situs web tersebut dalam index mesin pencarinya. Selain itu, konten yang berkualitas dan disukai biasanya juga mendapatkan likes dan share yang dapat meningkatkan pengunjung website.
- Meningkatkan user experience
Salah satu tujuan dari pembaruan atau update algoritma adalah meningkatkan pengalaman pengguna atau user experience. Jika pengguna mendapatkan pengalaman yang baik, maka website tersebut juga akan menempati posisi yang bagus di hasil pencarian.
Apabila ternyata website tidak sesuai algoritma Google seperti konten yang tidak relevan, tampilan tidak nyaman, dan user experience buruk, maka akan berdampak pada bounce rate yang meningkat.
Bounce rate sendiri merupakan persentase pengunjung website yang tidak melakukan apa pun. Biasanya mereka klik website dan tidak tertarik untuk menulis komentar, mengklik link atau aktivitas lain di dalam website.
Jika website memperhatikan update algoritma Google, seharusnya website dapat memberikan pengalaman yang lebih baik untuk pengunjung. Bukan sekadar lewat dan menutup website hanya beberapa detik setelah membukanya.
Jadi, tujuan dari pembaruan algoritma ini adalah meningkatkan kualitas konten menjadi lebih relevan sehingga pengalaman user dalam menggunakan mesin pencari ini menjadi lebih baik. Algoritma yang dibuat Google juga memiliki dampak bagi SEO.
Sederhananya, semakin baik sebuah situs dalam memenuhi algoritma Google, maka semakin atas rangking yang didapat situs tersebut di hasil pencarian. Dengan kata lain, website muncul di halaman awal mesin pencari yang berpotensi mendapatkan pengunjung lebih banyak.
Perkiraan Google Update Algoritma Mendatang
Informasi yang pasti terkait pembaruan algoritma Google memang tidak disediakan oleh Google. Oleh sebab itu, sering kali bermunculan spekulasi terkait update algoritma atau apa saja yang akan diubah oleh search engine ini. Untuk update algoritma di tahun ini, perkiraan perubahannya terkait pada beberapa poin berikut.
1. Lebih Fokus pada User Experience
Di setiap pembaruan yang dilakukan, Google selalu berupaya untuk memberikan hasil pencarian yang paling sesuai dengan penelusuran yang ditarget pengguna. Untuk update algoritma search engine di 2023 ini diperkirakan akan lebih fokus pada user experience.
Artinya, algoritma Google akan lebih banyak bekerja untuk memperhatikan bagaimana kebiasaan pengguna saat mengunjungi website yang diklik dari hasil pencarian. Interaksi pengguna dengan website ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecepatan loading, menu navigasi, tampilan dan tata letak.
Bagian-bagian ini diperkirakan akan lebih penting lagi daripada sebelumnya. Oleh sebab itu, pemilik website harus melakukan optimasi dengan lebih baik.
2. Lebih Fokus pada Konten Berkualitas
Dalam algoritma search engine memang selalu mengutamakan konten yang berkualitas. Namun, di pembaruan 2023 ini diperkirakan bahwa konten yang berkualitas menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Konten yang akan dimuat dalam website harus benar-benar memperhatikan algoritma Google maupun ketentuan penulisan konten yang berkualitas. Google akan lebih selektif dan memperhatikan lebih banyak faktor untuk menentukan kualitas konten.
Misalnya terkait relevansi dan keaslian konten yang ada di situs web. Hal ini tentu akan berdampak pada cara penulisan konten web maupun konten untuk pemasaran digital.
3. Fokus pada Keamanan dan Perlindungan Data
Selain kualitas konten, keamanan dan perlindungan data juga menjadi salah satu isu yang semakin penting. Update algoritma di 2023 ini diprediksi akan memperhatikan lebih banyak hal mengenai aspek keamanan.
Misalnya dengan memprioritaskan situs web yang sudah menerapkan https. Situs ini akan lebih aman bagi pengguna dengan enkripsi data pengguna yang bersifat rahasia seperti kata sandi atau password akun.
Kesimpulan
Jadi, algoritma Google merupakan sistem perangkingan yang penting untuk meningkatkan kualitas konten. Pahami algoritma dari search engine ini untuk memperbaiki visibilitas website termasuk membuat konten promosi agar mendapatkan pengunjung yang lebih banyak.