Halo sahabat Omni! Website Anda hilang? Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hilangnya website Anda dari mesin pencari Google. Salah satunya adalah Deindex Google, yuk kenali apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya dengan simple dan mudah!


Apa Itu Deindex Google?

Deindex Google mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu masalah paling memusingkan yang dihadapi oleh pemilik website atau blog. Bila sebuah website atau blog terkena masalah ini, maka website atau blog mereka tidak akan muncul di halaman mesin pencari Google.

Terdengar tidak terlalu serius, memang. Tetapi, hal itu dapat berdampak pada jumlah pengunjung website yang menurun karena pengguna internet tidak bisa menemukan website Anda di Google.

Seperti yang sudah jamak diketahui, Google akan melakukan proses indexing atau pendaftaran website dan halaman-halamannya dalam database yang dimilikinya. Saat website atau halaman website terdaftar, pengguna internet yang mencari informasi dengan kata kunci yang ada di halaman tersebut, akan diarahkan ke halaman website tersebut. Artinya, pengguna internet akan terus datang. Hal itu meningkatkan jumlah pengunjung website Anda.

Sekarang, coba Anda bayangkan bila website atau halaman website yang sudah Anda buat tiba-tiba hilang dari daftar index Google. Bila ada pengguna internet yang memakai keyword yang Anda pakai pada halaman tersebut, tentu saja mereka tidak akan bisa menemukan atau mengunjungi website Anda. Alhasil, jumlah pengunjung website Anda tidak meningkat bahkan berkurang. Itulah mengapa masalah deindex google harus segera diatasi.

Bagaimana Cara Mengecek Suatu Website Mengalami Deindex Google? 

Perlu diketahui, halaman website atau website yang tidak tampil di Search Engine Result Pages (SERP) bukan berarti halaman website Anda terkena masalah Deindex Google. Bisa jadi, Google memang belum memasukkan website Anda pada daftar indeks mereka. Tunggu beberapa saat, biasanya satu hari, untuk melihat apakah halaman website atau website Anda sudah terindeks.

Masalah deindex muncul saat halaman website atau website Anda yang sebelumnya ter-index, tiba-tiba menghilang dari halaman mesin pencari Google. Hal ini terjadi karena memang ada masalah pada halaman tersebut. Untuk memeriksanya, Anda bisa menggunakan tiga cara yang cukup mudah, yaitu:

Memakai Mesin Pencari Google

  • Buka mesin pencari Google
  • Pada kolom pencarian, ketikkan “site:alamat website Anda atau URL halaman website Anda”
  • Tekan Enter dan lihat hasilnya di halaman mesin pencari Google.

Bila nama atau URL halaman yang bermasalah muncul, artinya Anda tidak terkena masalah deindex. Tetapi, bila tidak muncul, itu adalah tanda utama adanya masalah deindex ini.

Memakai Google Search Console (GSC)

artlogic.net

Google menyediakan alat gratis ini yang bisa Anda pakai untuk memeriksa status dari website dan halaman website Anda pada mesin pencari Google. Anda juga bisa memeriksanya bila ada halaman yang mengalami masalah deindex. Keuntungan dari menggunakan Google Search Console adalah Anda dapat pula mengetahui penyebab halaman atau website Anda terkena deindex.

Ini dia langkah-langkah memakai GSC untuk memeriksa masalah deindex:

  • Buka Google Search Console
  • Masuk ke akun Anda
  • Pilih domain yang ingin diperiksa
  • Klik “Cakupan” atau “Coverage” bila Anda memakai pengaturan dalam Bahasa Inggris

Di halaman baru yang terbuka, Anda dapat melihat berbagai informasi tentang halaman website Anda. Disitu, Anda dapat menemukan halaman yang sudah terindeks, belum diindeks atau yang mengalami masalah deindex.

Memakai Aplikasi Pihak Ketiga

Selain dua cara diatas, Anda juga dapat menggunakan aplikasi atau program dari pihak ketiga. Terdapat berbagai program untuk memeriksa status index Google dari website Anda. Pada umumnya, program-program tersebut akan menampilkan informasi detail mengenai website Anda. Hal itu termasuk halaman website yang terkena masalah deindex google.

Penyebab Deindex Google dan Cara Mengatasinya 

Sekarang, mari kita cari tahu penyebab halaman website Anda terkena deindex dari Google. Dan, kita juga sisipkan solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi penyebab atau masalah tersebut. Ini dia daftar penyebab masalah deindex Google pada website Anda.

1. Duplikat Konten

Salah satu Penyebab Deindex Google paling umum adalah adanya isi dari halaman website yang dipandang sebagai konten duplikat oleh Google. Plagiarisme adalah salah satu hal yang sangat dibenci oleh algoritma Google. Bila ada konten Anda yang memiliki unsur ini didalamnya, dijamin, konten tersebut tidak akan ditampilkan di halaman hasil pencarian dari Google.

Ada juga kejadian dimana halaman website Anda sudah terindeks dan tidak terdeteksi adanya plagiarisme. Tetapi, ada pihak yang melaporkan dan mengklaim konten yang digunakan dalam halaman tersebut adalah milik mereka. Bila terbukti benar, Google dapat saja mengeluarkan halaman tersebut dari indeks. Alhasil, Anda mendapatkan masalah deindex ini.

Masalah duplikasi atau plagiarisme ini dapat disebabkan oleh:

  • Anda menggunakan properti digital orang lain tanpa ijin
  • Adanya kemiripan antara konten Anda dengan konten orang lain yang sudah ada sebelumnya

Dua faktor di atas adalah penyebab utama dan yang akan membuat Google langsung ketok palu, konten Anda terdapat unsur plagiarisme. Sebagai seorang SEO Specialist atau pemilik website, Anda harus paham bagaimana cara mengatasi konten duplikat yang ada pada website yang dikelola. Tetapi, ada juga penyebab lain yang bisa menyebabkan masalah ini, yaitu konten yang sulit dipahami.

Google menganggap konten yang sulit dipahamai sebagai hasil dari spinning. Proses ini melibatkan AI atau alat online untuk mengganti beberapa frasa dengan frasa yang mirip atau memiliki arti sama. Saat ini, ada banyak alat online yang dapat melakukan hal itu dengan cepat. Tetapi, dulu, pengguna internet sering menggunakan cara manual untuk melakukannya, yaitu menerjemahkan satu artikel ke bahasa lain, lalu menerjemahkan kembali ke bahasa mereka atau bahasa aslinya.

Karena adanya spinning ini, maka isi artikel dapat menjadi aneh dan sulit untuk dipahami. Kata yang seharusnya tidak berhubungan dengan topik dapat muncul di berbagai bagian artikel. Google yang mendeteksi hal ini langsung menganggap konten ini adalah konten duplikat.

Solusi:

Ini dia solusi untuk Anda:

  • Cari jasa penulis profesional dan gunakan layanan mereka untuk menghindari duplikasi ini
  • Bila Anda ingin menulis sendiri, pastikan melakukan riset mendalam dan meneliti semua elemen dalam konten Anda tidak melanggar aturan Google dan tidak ada kesalahan ejaan
  • Menggunakan alat Plagiarism Checker Online yang tersedia banyak di internet. Tetapi, pastikan menggunakan yang terbaik karena banyak diantaranya menampilkan hasil yang kurang memuaskan.

Setelah Anda melakukan tiga hal tersebut, Anda dapat mengirimkan konfirmasi pada Google untuk kembali memasukkan halaman atau konten bermasalah tersebut ke indeks Google. Atau, Anda hanya perlu menghapus konten tersebut dan mengunggah yang baru yang tidak memiliki masalah duplikasi. Dengan begitu, konten Anda akan dapat terindeks.

2. Jumlah Kata Konten 

Sebenarnya, tidak ada aturan dari Google tentang berapa kata sebuah konten atau artikel dalam website bisa terindeks. Bahkan, konten Anda yang hanya terdiri beberapa kalimat atau satu gambar, sudah dapat terindeks.

Akan tetapi, lain halnya bila Anda ingin membuat konten tersebut mendapatkan posisi bagus di SERP. Dan, hal itu juga dapat mempengaruhi munculnya masalah deindex Google.

Konten yang terlalu sedikit membuat Google tidak memasukkannya sebagai rekomendasi utama dalam SERP. Hal ini dikarenakan informasi didalamnya tidak cukup untuk kriteria hasil pencarian dari kata kunci yang digunakan. Bahkan, bila Anda menggunakan beberapa kata kunci dalam konten yang terlalu sedikit itu, maka ada peluang konten tersebut dianggap melakukan keyword stuffing atau penggunaan keyword berlebihan.

Karena itu, tidak mengherankan bila konten yang terlalu sedikit akan mendapatkan masalah deindex Google. Singkatnya, konten tersebut tidak layak ditampilkan di halaman hasil pencarian Google karena tidak memiliki informasi yang memadai. Lalu, bagaimana mengatasinya?

Solusi:

Solusi mudahnya adalah menambah isi konten Anda. Anda bisa menambahkan gambar, grafik, atau video. Jadi, konten tersebut akan menjadi lebih kaya informasi sesuai kriteria Google.

Bila konten tersebut merupakan sebuah artikel, Anda juga dapat menambah jumlah kata di dalamnya. 700-1000 kata adalah jumlah ideal atau minimum agar konten Anda aman dari masalah deindex Google. Atau, kalau menurut Backlinko, jumlah kata ideal untuk konten agar terindeks adalah 1890 kata. Tentu saja, konten sepanjang itu harus penuh dan lengkap dengan informasi yang mendetail agar kualitasnya bagus.

Bila Anda kesulitan untuk menambahkan kata pada konten Anda, Anda dapat menggunakan jasa penulis SEO. Berikan topik dari konten atau artikel Anda yang ingin ditambahkan kata-katanya. Mereka akan tahu apa yang harus ditambahkan bahkan mengembangkan konten tersebut menjadi lebih menarik lagi.

3. Keyword Stuffing

Dulu, sekitar 10 tahun lalu, cara ini mungkin cukup mujarab untuk mengangkat posisi konten Anda ke rangking atas dari halaman hasil pencarian Google. Saat itu, algoritma Google tidak “sepandai” sekarang. Jadi, Google hanya mendeteksi banyak keyword yang ada dalam satu konten dan menampilkannya sebagai hasil pencarian.

Cara ini pada dasarnya adalah menggunakan banyak keyword dalam satu artikel. Misalnya, untuk artikel 400 kata, Anda menjejalkan 20-30 keyword didalamnya. Algoritma Google terdahulu akan memeriksa konten tersebut dan lebih mudah mendeteksi bahwa ada keyword yang cocok dengan keyword yang digunakan pengguna internet. Hasilnya, konten tersebut akan ditampilkan di halaman terdepan atau rangking teratas dari SERP, meskipun kualitas isinya tidak baik.

Sekarang, hal itu tidak bisa dilakukan lagi. Algoritma Google telah berkembang dengan pesat dan mampu mendeteksi penggunaan keyword yang wajar atau tidak. Bila memang terdeteksi adanya keyword stuffing, maka Google akan melakukan deindex pada konten tersebut.

Solusi:

Langkah pertama adalah mengurangi jumlah keyword yang Anda gunakan pada artikel. Saat ini, Anda dapat dengan mudah menemukan formula untuk mendapatkan jumlah keyword ideal untuk jumlah kata dari artikel Anda. Pada umumnya, jumlah ideal dari keyword yang digunakan atau keyword density adalah 1,5 persen dari jumlah kata dalam artikel. Misalnya, bila Anda membuat artikel sepanjang 500 kata, maka Anda hanya bisa mengulang keyword sebanyak maksimal 5 kali.

Selain itu, tambahkan pula keyword pendukung. Anda bisa mencari padanan kata atau frasa dari keyword utama yang Anda gunakan. Bisa juga menggunakan long tail atau keyword dengan frasa yang panjang, atau LSI (Latent Semantic Indexing) keyword. Apa itu LSI keyword? Ini adalah jenis kata kunci dengan padanan kata dengan kata kunci utama didalamnya. Misalnya, Anda memasukkan kata kunci utama komputer, Anda bisa memakai pendukungnya atau padanannya, yaitu keyboard.

Ada banyak tools online yang bisa digunakan untuk menemukan keyword pendukung atau LSI keyword. Misalnya, LSIGraph, LSIKeywords dan lainnya. Tapi, bila Anda bingung dengan LSI keyword, pemilihan keyword dan keyword pendukung, Anda dapat menggunakan jasa SEO. Mereka profesional dan tahu keyword apa yang dibutuhkan oleh konten Anda agar tidak mendapatkan masalah deindex google.

Dalam praktek SEO, menyertakan tautan atau backlink pada artikel yang mengarah ke sumber referensi online yang berkualitas adalah wajib hukumnya. Algoritma Google menggunakannya sebagai salah satu elemen untuk menilai kualitas dari konten tersebut dan rangking pada SERP. Artinya, backlink berkualitas akan membuat konten Anda mudah untuk ditemukan.

Backlink berkualitas biasanya mengarahkan pembaca artikel pada website untuk mengetahui lebih detail dari informasi yang ada di konten Anda. Misalnya, Anda menulis tentang teknologi komputer. Anda dapat memberikan tautan menuju website teknologi yang terkenal dan terpercaya. Dengan demikian, bila pembaca ingin tahu lebih banyak, misalnya teknologi komputer terkini, sejarah komputer atau sejenisnya, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dengan mudah.

Yang menjadi masalah dan penyebab terjadinya deindex google disini adalah bila backlink tersebut salah, tidak berkualitas, atau tidak natural. Contohnya, Anda menulis artikel tentang properti, namun backlink Anda menuju ke situs tentang video game. Bisa dilihat, dua hal tersebut tidak ada hubungannya dan tak membantu konten Anda.

Ditambah lagi, bila Anda hanya memilih backlink menuju website karena reputasi website tersebut memang terkenal. Bila memang topik atau isi artikel tidak berhubungan dengan konten Anda, maka ada peluang Anda akan terkena deindex. Selain itu, ada beberapa jenis website yang harus Anda hindari untuk dijadikan backlink konten Anda, yaitu:

  • Spammy Overselling PBN, yang berfungsi mirip tempat transit yang menghubungkan satu website ke website lain, ini termasuk bad backlink karena Algoritma mesin pencari seperti Google dirancang untuk mendeteksi pola-pola yang tidak wajar ini dan menganggapnya sebagai upaya manipulatif untuk meningkatkan peringkat
  • Situs link farming yang juga berfungsi mirip dengan PBN
  • Direktori link, yaitu kumpulan link menuju ke berbagai website

Website-website diatas tidak menampilkan informasi tambahan yang dibutuhkan. Mereka hanya menggunakan link untuk mencari pengunjung dan meningkatkan posisinya di halaman Google. Jadi, Anda harus menghindarinya.

Solusi:

Cara termudah memecahkan masalah ini adalah kunjungi link yang diberikan website yang akan Anda jadikan backlink tersebut. Disitu, Anda bisa melihat apakah isi dari tautan tersebut memang berhubungan dengan isi konten Anda. Bila tidak, Anda tidak perlu memakainya. Atau, bila sudah terlanjur memakai backlink tersebut, gunakan Google Search Console untuk menghapus link tersebut yang juga disebut proses disavow.

Intinya, Anda harus meneliti backlink tersebut terlebih dahulu, memilah dan memastikan hanya backlink berkualitas yang merujuk pada website Anda. Pastikan juga website dibalik tautan tersebut memang benar-benar terpercaya dan informasinya bisa diandalkan. Setelah itu, Anda bisa menggunakan link tersebut dan tidak akan terkena Deindex Google.

5. Cloaking

Cloaking dalam Bahasa Indonesia berarti menutupi atau menyelubungi. Hal ini juga dapat terjadi pada website atau halaman website Anda. URL atau tautan yang mengarahkan pengguna internet menuju halaman website Anda tertutup sesuatu yang membuatnya mengarah ke website lain. Alhasil, pengunjung website mendapatkan informasi yang berbeda dari hasil pencarian mereka.

Lalu, mengapa cloaking bisa terjadi? Anda tidak perlu khawatir dengan masalah ini. Masalah ini muncul karena faktor eksternal (peretas). Cloaking bisa terjadi saat ada peretas yang masuk dan menyerang website Anda. Mereka mengubah tautan pada halaman website yang ditampilkan menuju ke website yang mereka inginkan.

Serangan peretas untuk melakukan cloaking ini biasanya membidik website atau blog yang terkenal dan memiliki traffic tinggi. Dengan demikian, mereka akan memiliki lebih banyak korban pengguna internet yang akan membuka website yang mereka inginkan. Biasanya, mereka mengarahkan pengguna internet menuju website berisikan spam atau bahkan malware dan virus.

Solusi:

Pertama, pastikan memakai GSC untuk melakukan cek deindex google secara menyeluruh. Temukan halaman website yang bermasalah tersebut. GSC akan menunjukkan tautan yang menutupi tautan dari halaman tersebut. Anda hanya perlu menggantinya dnegan tautan yang benar agar kembali terindeks Google.

Dan, jangan hanya berhenti sampai situ saja! Pastikan Anda juga meningkatkan keamanan website Anda sehingga dapat menangkal serangan peretas. Untungnya, ada banyak pilihan plugin untuk kebutuhan perlindungan ini.

Kalau Anda menggunakan website berbasis WordPress, ada beberapa plugin keamanan yang bisa digunakan. Misalnya, WordFence, SecuPress dan lain sebagainya. Pilih fitur keamanan yang Anda inginkan. Dan, langkah terakhir adalah mengunggah konten Anda kembali agar masuk dalam indeks Google.

6. Struktur Markup yang Misleading

Struktur markup akan sangat membantu pengguna internet yang akan mengunjungi website Anda. Mereka mendapatkan gambaran tentang informasi apa yang bisa mereka temukan di website Anda. Selain itu, struktur markup juga sangat membantu Google untuk menentukan apakah isi dari halaman tersebut memiliki kualitas tinggi atau tidak.

Anda biasanya menemukan informasi dari struktur markup yang digunakan pada bagian bawah tautan pada halaman mesin pencari Google. Misalnya, untuk website resep masakan, ada informasi kecil tentang lama waktu memasak resep tersebut, bahkan hingga jumlah kalori. Atau untuk website review, ada bintang yang menunjukkan rating dari produk yang direview.

Memang benar, Google dapat memindai halaman tersebut dan menemukan informasi yang berkaitan dengan kata kunci yang digunakan. Tetapi, dengan adanya struktur markup yang tepat, hal tersebut akan mempersingkat waktu Google dalam melakukan proses pemindaian. Alhasil, ini juga dapat mengatrol posisi website Anda di SERP.

Tetapi, deindex google dapat terjadi bila struktur markup yang ditampilkan salah atau memang sengaja dibuat tidak sesuai dengan informasi didalamnya. Misalnya, pemilik website yang menjual baju menggunakan struktur markup untuk harga dari produk mereka. Mereka menggunakan struktur markup dengan informasi harga yang sangat murah. Tetapi, saat masuk, pengunjung menemukan informasi yang sama sekali berbeda.

Cara diatas sering digunakan untuk meningkatkan traffic atau jumlah pengunjung ke halaman tersebut. Dengan demikian, halaman tersebut akan tetap bertengger di posisi bagus di SERP. Dan, hal tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya transaksi untuk produk tersebut. Google tidak suka akan hal itu dan pasti akan menendang keluar website Anda dari daftar indeks mereka.

Solusi:

Perbaiki informasi dari struktur markup yang Anda gunakan. Mungkin Anda berpikir ini hanyalah kecurangan kecil. Bisa jadi, kecurangan kecil ini membawa petaka besar bagi website Anda. Selain itu, Google juga sudah menyediakan panduan untuk membuat struktur markup yang benar. Gunakan panduan tersebut agar website Anda memenuhi kriteria yang diterapkan Google.

7. Domain Kedaluarsa

Bila domain website Anda sudah kadaluarsa, maka pengunjung tidak akan dapat mengakses halaman atau konten yang Anda unggah disitu. Website dengan kondisi domain seperti ini dipandang oleh algoritma Google sebagai penyedia informasi yang tidak bisa direkomendasikan atau ditampilkan pada halaman pencarian. Meskipun halaman pada website tersebut memenuhi persyaratan, tetap saja Google akan mengeluarkan website tersebut dari indeks mereka.

Solusi:

Cara mengatasi deindex google yang disebabkan oleh masalah ini cukuplah mudah. Anda harus memperbarui domain dari website Anda. Google mungkin masih membutuhkan beberapa waktu untuk melakukan proses deindex pada website Anda. Jadi, sesegera mungkin Anda memperbaharui domain tersebut, sebelum Google mengeluarkan domain website tersebut dari daftar indeks.

Atau, Anda juga bisa membuat pengingat di ponsel atau komputer Anda tentang pembaharuan domain website. Jadi, pada hari sebelum domain tersebut kadaluarsa, Anda sudah dapat memperbaharuinya. Biasanya, penyedia layanan hosting yang Anda gunakan untuk menjalankan website tersebut juga bisa mengingatkan Anda. Kuncinya adalah selalu teliti dan tanggap agar domain dapat terus bekerja.

8. Server Down

Penyebab lainnya adalah server hosting dari website Anda sedang down. Gejalanya sama dengan penyebab domain kadaluarsa. Website Anda tidak bisa diakses dan dipandang algoritma Google sebagai sumber informasi yang tidak bisa diandalkan.

Pada banyak kasus, server down juga bisa menyebabkan data tidak diperbaharui, hilang, atau bahkan kembali ke pengaturan sebelum server down. Bila hal ini terjadi, ada kemungkinan bila masalah yang menyebabkan deindex Google akan muncul kembali. Jika Anda tidak melakukan proses restore data pada server website Anda, masalah-masalah tersebut akan ada terus dan menyebabkan Google mengeluarkan website dari indeks mereka.

Solusi:

Sulit untuk memecahkan masalah ini saat masalah ini sudah terjadi. Yang hanya bisa Anda lakukan adalah mencegah agar server website Anda tidak sering mengalami down. Ada dua hal yang bisa dilakukan disini, yaitu:

  • Gunakan tools monitoring website untuk memantau kondisi website yang Anda jalankan. Jadi, Anda akan tahu dan mendapatkan peringatan saat ada perubahan kondisi server. Contoh tool yang bisa dipakai adalah Uptime Robot, UpTime, dan Pingdom
  • Pilih penyedia jasa hosting website yang tepat dan dapat diandalkan. Jasa hosting terbaik biasanya memiliki jaminan uptime yang tinggi (hingga 99%). Artinya, website Anda dapat bekerja secara optimal

9. Algoritma Google Berubah

Seperti yang disebutkan sebelumnya, keyword stuffing mungkin bekerja efektif 10 tahun lalu. Tetapi, sekarang, saat algoritma Google berubah menjadi lebih pintar, maka cara tersebut tidak efektif lagi. Dan, website atau konten yang masih menggunakan cara tersebut akan terkena deindex dari Google.

Artinya, perubahan algoritma Google juga dapat menyebabkan website atau konten dapat terkena deindex. Hal ini dikarenakan adanya perubahan bagaimana Google menentukan layak atau tidaknya sebuah konten untuk ditampilkan sebagai hasil pencarian pada SERP. Hal ini juga berhubungan dengan metode SEO yang digunakan masih layak dengan kondisi terkini.

Solusi:

Pertama-tama, pastikan Anda mempelajari perubahan tersebut. Hal ini memberikan gambaran bagaimana algoritma Google terbaru bekerja. Pelajari lebih lanjut tentang kebijakan Google terbaru mengenai konten website. Dengan begitu, Anda akan tahu apa saja yang bisa dan tidak bisa dilakukan saat membuat konten.

Darimana Anda bisa mendapatkan informasi terkini tentang algoritma Google terbaru? Internet adalah sumber referensi terbaik untuk kebutuhan ini. Atau, Anda juga bisa mengikuti update dari beberapa blog dan website yang membahas tentang SEO.

Setelah itu, Anda perlu menyesuaikan konten lama Anda. Konten-konten yang masih mengikuti algoritma Google lama tersebut ada peluang akan terkena masalah juga. Dengan mengubah konten-konten tersebut, maka Anda dapat menghindari terkena deindex google.

Dengan informasi yang sudah Anda dapat, Anda bisa menggunakannya sebagai panduan untuk membuat konten-konten terbaru. Tentu saja, menggunakan jasa profesional SEO dapat menjadi solusi terbaik untuk menyesuaikan konten Anda dengan perubahan algoritma Google. Ditambah lagi, Anda juga akan mendapatkan website yang berfungsi dengan baik dan mampu bersaing di halaman hasil pencarian Google.

10. Salah Konfigurasi

Bila Anda sudah memeriksa semua elemen dan tidak menemukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah diatas, tetapi ada konten Anda yang masih tidak terindeks, maka hanya ada satu faktor yang menjadi penyebabnya. Satu faktor tersebut adalah adanya kesalahan pada konfigurasi website Anda. Dari sekian banyak kesalahan konfigurasi, satu penyebab tidak terindeksnya website Anda adalah konfigurasi yang menyembunyikan website Anda dari mesin pencari Google.

Pengaturan ini banyak digunakan oleh pengembang website. Biasanya, mereka memakai fitur ini untuk melakukan uji coba apakah website yang mereka buat bekerja dengan baik. Dengan menggunakan fitur ini, para pengembang website tersebut tidak perlu khawatir adanya traffic ke website mereka.

Anda mungkin juga menggunakan fitur ini saat ingin mencoba melihat bagaimana website Anda bekerja. Dan, bila website Anda masih tidak terindeks, ada kemungkinan fitur ini masih aktif. Lalu, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Solusi:

Solusi paling mudah untuk masalah ini adalah mengubah konfigurasi tersebut agar website Anda dapat terlacak oleh Google. Anda harus mematikan fitur anti-lacak mesin pencari Google ini. Caranya cukup mudah.

Anda perlu membuka menu pengaturan dari website Anda. Mungkin, menu dan tampilannya berbeda tergantung jenis website yang dipakai. Misalnya, bila Anda membangun website dengan basis WordPress, Anda dapat menemukan fitur ini dengan membuka menu “Settings” lalu “Reading”. Anda cari menu bernama “Search Engine Visibility” dan mematikan centang pada menu ini.

Setelah Anda mematikan fitur tersebut, maka Anda hanya perlu menunggu agar Google dapat mengindeks website Anda. Mungkin, hal ini membutuhkan waktu. Tetapi, dengan mematikan fitur ini, website Anda sudah siap untuk masuk ke dalam indeks Google.

11. Website Mengandung Malware 

Penyebab terakhir terjadinya deindex google adalah faktor eksternal. Peretas menanamkan malware pada website Anda. Pengunjung yang masuk ke website Anda, akan berpeluang terkena malware ini. Dan, hal ini sangat berbahaya bagi Anda, pemilik website, maupun pengunjung website. Malware dapat menjadi jalan peretas untuk mencuri data Anda dan pengunjung website Anda. Bila hal ini terjadi, maka kredibilitas website Anda akan jatuh.

Darimana datangnya malware ini? Kemungkinan besar malware datang atau ditanamkan oleh peretas yang berhasil membobol server website Anda. Mereka mengubah dan menambahkan kode pada website Anda untuk keuntungan mereka. Hal ini sama dengan masalah yang muncul karena link yang menuju website Anda mengarahkan pengunjung ke website lain.

Algoritma Google yang mendeteksi hal ini akan mengambil tindakan dengan melakukan proses deindex pada website Anda. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi pengguna internet yang menggunakan layanan mesin pencari Google. Yang lebih menakutkan lagi, ini bisa terjadi kapanpun. Meskipun website Anda sudah layak dan memenuhi persyaratan Google, memiliki kredibilitas, dan jumlah traffic yang tinggi, bila terkena serangan, Anda harus bersiap untuk menghadapi masalah deindex google.

Solusi:

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencegah. Artinya, Anda tidak perlu berhadapan dengan masalah besar yang datang karena malware. Lakukan pemeriksaan server secara rutin dan teratur. Dengan demikian, anomali atau masalah apapun yang ada didalamnya akan cepat Anda ditemukan. Setelah itu, Anda bisa mengambil tindakan untuk mencegah malware menyebar.

Saat Anda menemukan anomali tersebut, Anda bisa segera mengatasinya. Bisa dengan mengaktifkan fitur keamanan yang lebih baik lagi. Atau menghubungi pihak profesional atau penyedia jasa hosting yang Anda gunakan untuk mendapatkan bantuan.

Cara kedua adalah saat serangan peretas sudah terjadi dan malware sudah ditanamkan. Lebih buruknya, halaman atau konten tersebut, bahkan website Anda sudah tidak terindeks lagi di Google. Bila hal ini yang terjadi, maka Anda mungkin harus memanggil profesional. Hal ini hanya bisa diselesaikan bila Anda mengerti lebih dalam tentang keamanan website dan memiliki skill untuk mengatasinya.

Ditambah lagi, ada banyak jenis serangan dan setiap jenisnya memiliki cara penanganan yang berbeda. Jangan mencoba-coba untuk memperbaikinya sendiri bila Anda tidak mengerti tentang keamanan website. Bisa jadi, Anda akan membuat website Anda rusak dan tidak berfungsi.

Selain itu, Anda harus juga bersiap untuk mengakses data cadangan yang sudah Anda simpan sebelumnya, baik di cloud server atau local drive. Ada kemungkinan peretas merusak atau menghilangkan data yang ada di server website Anda. Jadi, proses restore perlu dilakukan setelah mengatasi serangan tersebut.

Kesimpulan

Itu dia beberapa penjelasan mengenai apa itu deindex google dan berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, serta cara mengatasinya. Kita harap, Anda mengerti apa yang harus dilakukan bila Anda menghadapi masalah yang serupa. Jadi, Anda tidak panik dan bingung, lalu bisa menemukan solusinya, serta mengembalikan website Anda dari status deindex dari Google.

Karena masalah ini berhubungan dengan mesin pencari, maka tidak ada salahnya bila Anda belajar tentang SEO. Untuk itu, Anda bisa mengunjungi Omnirank untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai SEO. Daftar gratis sekarang juga dan dapatkan service Omnirank yang Anda butuhkan untuk kebutuhan website Anda.

FAQ

  • Apa itu Deindex Google?

Deindex Google adalah proses dikeluarkannya sebuah website dari daftar indeks Google.

  • Apa yang terjadi bila website terkena deindex oleh Google?

Website tidak akan terdaftar lagi pada indeks Google, yang artinya website tersebut tidak akan muncul di halaman hasil pencarian Google.

  • Apa yang menjadi penyebab dari deindex Google?

Ada dua jenis penyebab yang membuat website tidak terindeks lagi di Google, yaitu:

  1. Kesalahan pemilik website, misalnya keyword stuffing, penggunaan konten duplikat, struktur markup yang salah, penggunaan backlink yang tidak sesuai, dan lain lagi
  2. Faktor eksternal, seperti serangan peretas, adanya malware pada website, dan lain sebagainya
  • Bagaimana cara mengatasi deindex Google?

Cara mengatasinya sesuai dengan penyebab yang terjadi. Untuk penyebab yang muncul karena kesalahan pemilik website, maka dibutuhkan penyesuaian dan pengubahan konten agar memenuhi persyaratan dari Google. Untuk serangan peretas atau faktor eksternal, dibutuhkan perbaikan server dan bantuan profesional.

Omnirank Team
Article by Omnirank Team

Omnirank Team adalah SEO enthusiast yang memastikan seluruh artikel yang di publish bermanfaat untuk Anda.