Halo sahabat Omni! Taksonomi website merupakan salah satu bagian terpenting di dalam SEO, karena perencanaan struktur taksonomi ini menjadi langkah awal sebelum dilakukan optimasi website.
Jika bisa menggunakan taksonomi dengan baik, tentu user tidak merasa kesulitan untuk memahami situs website. Selain bisa mempermudah pengunjung, taksonomi juga memiliki manfaat lain yang akan diulas secara singkat berikut ini.
Apa Itu Taksonomi Website?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai manfaat taksonomi web, perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari taksonomi. Taksonomi website adalah sebuah sistem untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan struktur yang ada di situs website, seperti di bawah ini:
Pengelompokan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah akses bagi user saat ingin mencari informasi yang ada di konten situs web. Teknik pengelompokan struktur website tersebut digunakan untuk memperindah tampilan layout design dengan user experience yang lebih tertata rapi.
Taksonomi juga menjadi bagian terpenting dalam proses optimasi SEO yang fokus pada unsur teknis pada struktur tampilan website.
Manfaat serta Fungsi Taksonomi Website
Setelah mengetahui pengertian taksonomi, selanjutnya tinggal mempelajari apa saja manfaat serta fungsi dari taksonomi yang harus diketahui. Metode pengelompokan ini memiliki lima manfaat, berikut ini penjelasannya:
1. Konten Web Jadi Lebih Terstruktur
Dengan menggunakan taksonomi, maka pemilik website bisa lebih mudah me-manage berbagai konten yang dikelola. Pengelompokan yang dilakukan bisa berdasarkan beberapa jenis format, diantaranya adalah video, jenis konten, berita, podcast, blog dan lain sebagainya.
Dengan melakukan pengelompokan berdasarkan format-format tersebut, ketika user hendak mengakses sebuah konten, maka konten lain yang relevan akan muncul sebagai referensi berdasarkan kategori tertentu.
Bagi pemilik website yang ingin mengatur taksonomi konten, sebaiknya fokus pada kemudahan pencarian (searchability). Caranya adalah dengan memasukkan kata kunci yang relevan dengan konten ke kolom pencarian, dan dengan begitu, hasil pencarian akan menampilkan konten yang sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan.
2. Arah Komunikasi Menjadi Lebih Baik
Taksonomi juga bisa digunakan untuk mengatur komunikasi yang lebih baik antara website dengan user. Dengan memanfaatkan konten-konten yang sudah di tata rapi, maka user lebih mudah mendapatkan kontak pemilik website, sehingga komunikasi bisa lebih mudah dilakukan.
Jika komunikasinya sudah berjalan lancar, tentu pemilik website akan mendapatkan banyak keuntungan. Salah satu contoh adalah lebih mudahnya akses informasi terkait produk atau layanan jasa terbaru yang dimiliki ke costumer. Hal ini nantinya akan membuat user tertarik untuk membeli produk ataupun menggunakan layanan jasa yang ditawarkan.
3. Meningkatkan SEO
Taksonomi situs web juga bisa meningkatkan SEO. Hal ini bisa terjadi dikarenakan taksonomi bisa memaksimalkan user experience, search dan juga fungsi navigasi yang ada di struktur website supaya bisa lebih mudah dibaca mesin pencari secara maksimal sesuai kaidah SEO.
Selain itu, taksonomi juga bisa membuat user merasa betah berada di website karena navigasi kontrol website yang baik dan strukturnya yang bagus. Karena taksonomi bisa memberikan banyak sekali manfaat maka tidak heran kalau saat ini mulai banyak pelaku bisnis online menggunakan taksonomi website agar mengalami peningkatan ranking di SERP.
4. Informasi Mudah Terbaca oleh Robot Sistem
Cara Search Engine berkerja dalam melakukan crawling dan mengindeks berbagai konten dari website selalu memanfaatkan robot sistem (bot spider). Penggunaan taksonomi bisa meningkatkan flow grafik pada proses crawling yang dilakukan robot sistem di seach engine.
Hal tersebut bisa membuat konten di situs lebih tertata sesuai flow grafik. Taksonomi juga terbukti mampu mempermudah proses crawling, asalkan user sudah memasukkan kata kunci yang relevan di setiap klasifikasi konten yang sudah dibuat.
5. Mempermudah User Mengakses Informasi
Penggunaan taksonomi website juga bisa mempermudah user untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Hal ini bisa terjadi karena konten-konten yang ada di website sudah terstruktur dengan sangat rapi berdasarkan kategori.
user cukup menuliskan kata kunci di kolom pencarian agar menemukan informasi yang diperlukan. Selain bisa mendapatkan informasi yang sedang dicari, pengunjung juga bisa memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan informasi yang sudah dibaca.
Jenis Taksonomi Website
Taksonomi juga terbagi dalam beberapa jenis dengan manfaat berbeda-beda, taksonomi ini terbagi menjadi empat jenis yaitu:
1. Kategori
Kategori website merupakan jenis taksonomi default dari website. Pengguna bisa memanfaatkan kategori untuk mengelompokkan dan mengurutkan postingan yang ada di website. Misalnya pengguna memiliki website yang bertema bisnis maka pengguna bisa membuat kategori berupa bisnis online dan bisnis offline.
Pemilik web yang tidak membuat kategori saat mengunggah konten maka konten yang diunggah masuk secara otomatis akan masuk kategori uncategorized. Untuk mendapatkan kategori pada taksonomi website caranya cukup mudah yaitu menambahkan kategori di kolom kategori yang terletak di bagian kanan layar komputer atau laptop.
Menambahkan Kategori Baru:
- Klik Add New Category di bawah daftar kategori yang ada, atau buka Post > Category di dashboard.
- Isi nama kategori di kolom Name.
- (Opsional) Isi kolom Slug untuk membuat URL khusus, atau biarkan kosong untuk otomatis.
- Klik Add New Category untuk menyimpan.
Menambahkan Subkategori:
- Isi nama subkategori di kolom Slug.
- Pilih kategori induk dari menu dropdown Parent Category.
- Klik Add New Category untuk menyimpan subkategori.
Contoh: Dalam kategori “Produk Elektronik,” Anda bisa membuat subkategori seperti “Kulkas,” “Mesin Cuci,” dan “Televisi.”
2. Tag
Tag berfungsi untuk mengelompokkan konten sama seperti kategori, tapi ada perbedaan penting. Tag tidak memiliki struktur hirarkis dan berdiri sendiri.
Tag lebih spesifik dan terkait dengan satu konten. Misalnya, untuk artikel tentang tips menjalankan bisnis online, Anda bisa menambahkan tag seperti “bisnis online” dan “strategi bisnis online.”
Penggunaan tag memudahkan pengunjung menemukan konten terkait. Ketika pengunjung mengklik tag di sebuah postingan, mereka akan diarahkan ke halaman dengan postingan lain yang berhubungan.
Tag juga penting untuk SEO karena membantu mesin pencari seperti Google memahami hubungan antar konten. Menggunakan tag yang tepat dapat mempercepat proses pengindeksan website, sehingga meningkatkan visibilitas halaman Anda.
3. Link Category
Link kategori adalah cara untuk mengelompokkan tautan di website. Banyak orang menggunakannya karena memudahkan pengunjung menemukan konten. Di website toko online, Anda bisa mengelompokkan tautan menjadi kategori seperti “Produk,” “Promo,” dan “Kontak” berdasarkan jenis halaman.
Dengan kategori link, user dapat dengan cepat menemukan informasi yang mereka butuhkan tanpa harus membuka semua halaman. Pengelompokan tautan ini juga membantu mesin pencari untuk mengindeks halaman dengan lebih mudah. Ini dapat meningkatkan peringkat SEO website, meningkatkan kredibilitas, dan menarik lebih banyak user.
4. Post Format
Post format merupakan taksonomi website yang dapat dimanfaatkan untuk mengelompokkan jenis konten berdasarkan format atau bentuk. Taksonomi ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara tercepat untuk mengkategorikan jenis konten tertentu di sebuah website terutama website yang menggunakan CMS (Content Management System).
Post format memiliki beberapa fungsi utama yang bermanfaat. Pertama, post format membuat tampilan konten lebih bervariasi dan menarik sesuai jenis informasi yang ingin disampaikan. Ini membantu pengunjung dengan cepat mengenali berbagai jenis konten melalui tampilan visual yang berbeda, meskipun semuanya berada dalam kategori yang sama.
Post format juga berfungsi untuk meningkatkan user experience saat menjelajahi website. User dapat dengan mudah menemukan konten yang relevan, seperti melihat galeri foto di format galeri atau mendengarkan audio di format audio.
Meskipun pengaruhnya tidak langsung, post format juga membantu SEO. Dengan mengatur konten secara terstruktur, mesin pencari dapat lebih mudah memahami format konten, terutama jika website menyediakan metadata yang tepat.
Tipe Site Taxonomy
Untuk pemilik website yang ingin lebih memahami taksonomi website sebaiknya jangan hanya mempelajari manfaat dan jenis taksonomi saja tapi juga perlu mengetahui tipe-tipe taksonomi yang ada saat ini. Ada tiga tipe taksonomi yang sering sekali digunakan dan berikut ini penjelasan lengkapnya:
1. Flat Taxonomy
Flat taxonomy merupakan sebuah taksonomi yang sangat mirip dengan list. Biasanya, website ini mempunyai kategori tingkat atas yang semua kategorinya mempunyai bobot sama. Namun di beberapa website mempunyai kategori paling penting yang menjadi item paling utama di dalam list.
Biasanya website yang menggunakan flat taxonomy adalah website yang sederhana atau kecil, contohnya adalah website profil perusahaan yang hanya mempunyai empat kategori yaitu layanan/services, about/tentang, kontak/contact dan alamat/address.
Untuk pelaku usaha yang ingin menjalani bisnis UMKM online sangat disarankan untuk menggunakan tipe taksonomi website, karena bisa dijadikan sebagai tempat untuk mempublikasikan berbagai konten produk atau layanan jasa dengan lebih praktis.
Kalau ingin menggunakan website seperti ini sebaiknya gunakan meta description, judul yang menarik, headings lebih dari satu dan buat konten yang unik.
2. Hierarchical Taxonomy
Hierarchical taxonomy bisa digunakan untuk mengurutkan kategori di dalam website berdasarkan konten yang paling sering digunakan sampai dengan konten yang lebih spesifik. Biasanya tipe taksonomi ini sering digunakan untuk website yang skalanya besar, seperti toko online, portal berita dan blog.
Semakin rumit struktur taksonomi, semakin spesifik konten di halaman website. Ini membantu pengunjung memahami hubungan antar halaman dan memudahkan navigasi.
Tipe taksonomi ini biasanya memiliki kategori utama yang diikuti oleh beberapa subkategori, dan kadang ada subkategori tambahan. Dengan sistem pengelompokan yang teratur, pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan.
Taksonomi hierarkis juga membantu mesin pencari memahami struktur website dengan lebih baik. Mesin pencari dapat melihat hubungan antara kategori utama dan subkategori, sehingga memudahkan pengindeksan dan meningkatkan peringkat SEO dengan memberikan konteks yang lebih jelas.
Bagi yang ingin menggunakan tipe taksonomi ini, sebaiknya hindari membuat struktur terlalu dalam atau menggunakan terlalu banyak subfolder agar pengunjung tidak kesulitan saat mencari informasi.
3. Facet Taxonomy
Facet taxonomy merupakan metode pengelompokan data atau konten berdasarkan atribut atau dimensi tertentu yang bisa disaring secara independen satu dengan lainnya. Setiap konten bisa mempunyai beberapa atribut yang dapat dimanfaatkan user sebagai filter.
Hal ini memungkinkan user lebih mudah menyaring hasil pencarian berdasarkan aspek atau kriteria, seperti merk, harga, ukuran, warna dan lain sebagainya. Taksonomi ini bisa memberikan fleksibilitas kepada user saat menyaring konten yang sedang dilihat.
User dapat memilih beberapa facet sekaligus untuk menyaring hasil pencarian tanpa terjebak dalam hierarki yang kaku. Taksonomi ini memberikan kontrol lebih pada user terhadap hasil pencarian mereka.
User bisa mendapatkan informasi relevan dengan menyaring data, seperti pada website pencarian kerja. Di sana, user dapat menyaring lowongan berdasarkan jenis pekerjaan, lokasi, industri, dan gaji dalam satu pencarian.
Taksonomi ini tidak hanya mempermudah user, tetapi juga membantu mesin pencari mengindeks variasi konten atau produk sesuai atribut tertentu. Ini membuat pencarian internal di website lebih efisien karena konten sudah dikelompokkan berdasarkan dimensi yang independen dan saling melengkapi.
Banyak website dengan banyak data, terutama e-commerce telah mengimplementasikan taksonomi ini. Mereka menggunakan beberapa facet seperti kategori produk, merek, harga, ukuran, dan warna. Dengan begitu, user dapat mencari produk dengan lebih mudah menggunakan kategori yang tersedia.
Cara Membuat Taksonomi Website
Pemilik website yang ingin menggunakan taksonomi website sebaiknya pelajari terlebih dahulu bagaimana cara membuat taksonomi ini. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk membuat taksonomi sesuai kebutuhan, yaitu:
1. Menggunakan Plugin WordPress
Plugin selalu memudahkan pengguna internet termasuk dalam membuat taksonomi. Untuk membuat taksonomi bisa menggunakan plugin Custom Post Types UI. Plugin jenis ini merupakan plugin custom yang cukup populer yang sudah digunakan lebih dari 800 ribu pengguna.
Cara menggunakan plugin ini adalah sebagai berikut:
- Download plugin terlebih dahulu
- Install dan aktifkan plugin Custom Post Type UI
- Selanjutnya pilih menu Custom Post Type UI dan menu Add/edit Taxonomies
- Lalu isi kolom yang tersedia dengan nama taksonomi website yang diinginkan
- Kemudian klik menu Add Taxonomy
Setelah menu Add Taxonomy sudah dipilih nantinya akan muncul kolom taksonomi baru pada saat akan melakukan proses edit postingan. Kalau pengguna ingin membuat kategori caranya adalah scroll down sampai menemukan menu Add/Edit Taxonomies kemudian klik, pemilik website harus mengubah opsi Hierarchical menjadi true di menu tersebut.
2. Menambah function.php pada Website
Selain menggunakan plugin, taksonomi juga bisa dibuat dengan menambahkan kode di file functions.php yang ada direktori tema. Untuk bisa menggunakan cara ini harus benar-benar memahami coding agar tidak salah dalam menambahkan kode.
Kalau ingin membuat taksonomi website hierarkis sebaiknya tambahkan kode seperti di bawah ini:
//hook into the init action and call create_book_taxonomies when it fires
add_action( ‘init’, ‘create_topics_hierarchical_taxonomy’, 0 );
//create a custom taxonomy name it topics for your posts
function create_topics_hierarchical_taxonomy() {
// Add new taxonomy, make it hierarchical like categories
//first do the translations part for GUI
$labels = array(
‘name’ =_x( ‘Topics’, ‘taxonomy general name’ ),
‘singular_name’ =_x( ‘Topic’, ‘taxonomy singular name’ ),
‘search_items’ =__( ‘Search Topics’ ),
‘all_items’ =__( ‘All Topics’ ),
‘parent_item’ =__( ‘Parent Topic’ ),
‘parent_item_colon’ =__( ‘Parent Topic:’ ),
‘edit_item’ =__( ‘Edit Topic’ ),
‘update_item’ =__( ‘Update Topic’ ),
‘add_new_item’ =__( ‘Add New Topic’ ),
‘new_item_name’ =__( ‘New Topic Name’ ),
‘menu_name’ =__( ‘Topics’ ),
);
// Now register the taxonomy
register_taxonomy(‘topics’,array(‘post’), array(
‘hierarchical’ =true,
‘labels’ =$labels,
‘show_ui’ =true,
‘show_admin_column’ =true,
‘query_var’ =true,
‘rewrite’ =array( ‘slug’ = ‘topic’ ),
));
}
Kalau taksonomi yang ingin dibuat merupakan taksonomi website non hierarkis maka kode yang harus ditambahkan adalah kode yang ada di bawah ini:
//hook into the init action and call create_book_taxonomies when it fires
add_action( ‘init’, ‘create_topics_hierarchical_taxonomy’, 0 );
//create a custom taxonomy name it topics for your posts
function create_topics_hierarchical_taxonomy() {
// Add new taxonomy, make it hierarchical like categories
//first do the translations part for GUI
$labels = array(
‘name’ =_x( ‘Topics’, ‘taxonomy general name’ ),
‘singular_name’ =_x( ‘Topic’, ‘taxonomy singular name’ ),
‘search_items’ =__( ‘Search Topics’ ),
‘all_items’ =__( ‘All Topics’ ),
‘parent_item’ =__( ‘Parent Topic’ ),
‘parent_item_colon’ =__( ‘Parent Topic:’ ),
‘edit_item’ =__( ‘Edit Topic’ ),
‘update_item’ =__( ‘Update Topic’ ),
‘add_new_item’ =__( ‘Add New Topic’ ),
‘new_item_name’ =__( ‘New Topic Name’ ),
‘menu_name’ =__( ‘Topics’ ),
);
// Now register the taxonomy
register_taxonomy(‘topics’,array(‘post’), array(
‘hierarchical’ =true,
‘labels’ =$labels,
‘show_ui’ =true,
‘show_admin_column’ =true,
‘query_var’ =true,
‘rewrite’ =array( ‘slug’ = ‘topic’ ),
));
}
Saat menuliskan kode untuk taksonomi website yang ada di atas tadi harus benar-benar memperhatikan tanda baca dan juga penulisan kata karena melakukan kesalahan dalam menulis kata maupun tanda baca bisa menyebabkan error
Contoh Taksonomi Website
Selain harus mengetahui kode untuk membuat taksonomi, pengguna juga harus mengetahui bagaimana struktur taksonomi yang bisa mempengaruhi SEO. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai struktur tersebut sebaiknya lihat contoh taksonomi yang baik dan buruk terlebih dahulu.
Contoh taksonomi website yang baik adalah https://www.contoh.com/toko/produk dan juga https://contoh.com/blog/article-about-things, kedua contoh ini sudah diklasifikasikan atau dikelompokkan dengan topik yang sama.
Hubungan antar satu halaman dengan halaman lainnya juga terlihat sangat jelas dan jumlah sub folder yang dimiliki website tidak terlalu banyak sehingga struktur website tidak terlalu rumit.
Sedangkan untuk contoh yang buruk biasanya URL yang digunakan terlalu banyak menggunakan sub folder di dalam struktur website. Misalnya https://contoh.com/2024/09/20/article-about-things dan https://www.contoh.com/home/toko/kategori/produk/p/88465.
Kedua URL ini menggunakan sub folder terlalu banyak yang bisa menyebabkan struktur website terlalu rumit sehingga pengunjung kesulitan untuk mendapatkan konten dari kedua URL tersebut.
Penutup
Jika ingin membuat taksonomi sebaiknya buat kategori yang dibutuhkan saja dan jangan terlalu membuat terlalu banyak kategori atau sub folder yang membuat user bingung saat sedang menelusuri halaman website untuk mencari informasi.
Demikian artikel tentang taksonomi website. Jika Anda ingin belajar tentang SEO dan website, bisa baca infonya di Omnirank. Anda juga bisa daftar gratis untuk melihat dan mempelajari seluruh services Omnirank sesuai dengan kebutuhan website Anda.
FAQ
Apa itu taksonomi website?
Taksonomi website merupakan sebuah sistem untuk mengelompokkan susunan struktur yang ada di website.
Apa saja manfaat taksonomi website?
Manfaat taksonomi website di antaranya adalah membuat konten lebih terstruktur, memperlancar arah komunikasi pengunjung situs dengan pemilik website, meningkatkan SEO website, memudahkan robot sistem membaca informasi dan mempermudah pengunjung situs mengakses informasi.
Sebutkan jenis-jenis taksonomi website
Jenis taksonomi di antaranya adalah kategori, link category, tag dan post format.
Sebutkan tipe site taksonomi
Tipenya adalah flat taxonomy, hierarchical taxonomy dan facet taxonomy.
Apa yang disebut dengan flat taxonomy?
Flat taxonomy merupakan jenis taksonomi yang bentuknya sangat mirip dengan list.
Apa yang disebut dengan hierarchical taxonomy?
Hierarchical taxonomy merupakan taksonomi yang bisa digunakan untuk mengurutkan kategori di website berdasarkan konten yang sering digunakan.
Apa yang disebut dengan facet taxonomy?
Facet taxonomy merupakan cara pengelompokan konten berdasarkan atribut tertentu.
Bagaimana cara membuat taksonomi website?
Cara membuatnya menggunakan plugin WordPress dan menambahkan function.PHP di website.